Saturday, December 01, 2012

Medan kedua belas


Lalu apalagi yang hendak kau tanyakan pada bingkai-bingkai jendela? Terserak, lancip kepingnya tak lagi segitiga. Sedih berujar, air mata telah mengering tak bersisa pada sudut pipi merah saga. Tangis mengiris malam, lalu dinding seolah bertelinga. Menangkap lekat-lekat, sayup menderu memecah bongkah-bongkah baja, porak poranda. Kaki kecil kehilangan raga, raganya kehilangan nyawa. Hujan tak lagi air, tapi peluru. Angin tak lagi mengantar debu, tapi beku. Takut pun lantas meringkuk tak berkutik, tak tahu lagi jalan pulang...

Bochum, 1 Desember 2012