Friday, June 13, 2014

Syukur

Sehelai nyawa yang kau pinjam setiap pagi
Lalu sepasang tangan dan kaki
Kau pakai berlari, katamu mengejar mimpi
Tentang segenap indra yang menggiring langkah
Adakah syukur tumbuh merekah?

Semburat mentari menyapamu malu-malu
Merenda kelopak bunga dan perdu
Lalu bahagiamu mengharu biru
Tentang wangi semilir musim semi
Adakah syukur menghiasi hati?

Langit membentang, petang menjelang
Lembayung senja membayang
Lalu pandanglah kerlip gemintang
Tentang damai lantunan malam
Adakah syukur kian menghujam?

Tentang nafas nan sementara
Tentang hidup nan fana
Tentang cinta pada Sang Pencipta
Tentang dunia yang hanya persinggahan saja

Bochum, 22 mei 2014
Dibacakan dalam Acara Silaturahim Piknik Kajian Muslimah Ruhr di Nordpark Düsseldorf, 24 Mei 2014.

Diemelbrücke, Diemelsee, Sauerland, Oktober 2103.

Explore Experience Enjoy Indonesia (3EI), Memperkenalkan Indonesia di Mata Dunia

Hari Indonesia merupakan sejenis event tahunan yang biasa diadakan oleh komunitas Indonesia di luar negeri. Acara semacam ini menjadi ajang promosi kebudayaan dan pariwisata Indonesia, atau penggalangan dana amal insidental yang akan disumbangkan ke lembaga sosial di Indonesia sekaligus sebagai kesempatan berkumpulnya masyarakat Indonesia di tanah rantau setiap tahunnya. Event massal seperti ini terutama membidik pengunjung internasional dari berbagai kalangan. Tahun ini, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Duisburg-Essen didukung oleh Deutsch-Indonesische Gesellschaft Rhein-Ruhr, Arbeitskreis Indonesien der Volkshochschule Duisburg, International Office Universität Duisburg Essen, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt, Muslim Ruhr serta IFGF Düsseldorf Church kembali mengadakan event serupa bertajuk Explore Experience Enjoy Indonesia (3EI). Acara yang berlangsung pada 17 Mei yang lalu ini melibatkan komunitas Indonesia yang berdomisili di Ruhr area dan sekitarnya, di Negara Bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman.

Acara yang mampu menarik sekitar 600 pengunjung, yang terdiri dari masyarakat Indonesia maupun internasional ini berlangsung sangat meriah di Gedung Internationales Zentrum Duisburg. Acara 3EI ini berlangsung selama lebih kurang 6 jam dan dibuka pada pukul 15 sore. Tempat acara dibagi menjadi tiga area utama, yaitu area stand kuliner Indonesia, area panggung acara yang menampilkan berbagai kesenian khas Indonesia, serta area tutorial batik dan permainan tradisional. Pada kesempatan ini, KJRI Frankfurt menyediakan pula pelayanan konsuler bagi masyarakat Indonesia.

Area stand kuliner menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengunjung. Berbagai makanan dan minuman khas Indonesia disajikan secara kreatif oleh para peserta stand. Menu utama terdiri dari Nasi Padang (lengkap dengan menu Rendang dan Gulai Kikil), Sate Ayam, Ayam Bumbu Rujak, Kwetiaw Goreng Spesial, Pempek, Nasi Tutug Sunda, Siomay, Ketoprak dan Soto Betawi. Selain itu dijual pula kue-kue dan minuman khas Indonesia, seperti Dadar Gulung, Gemblong, Pisang Molen, dan Cendol. Tak sampai di akhir acara, sekitar pukul 19.30 sebagian besar makanan telah terjual habis. Beberapa pengunjung internasional mengaku tertarik dan penasaran untuk mencicipi berbagai kuliner khas Indonesia ini karena tampilan makanan yang variatif dengan cita rasa yang khas dan gurih, sangat berbeda jika dibandingkan dengan kuliner Eropa pada umumnya.

Sementara itu, di area panggung acara, para pengunjung telah memadati tempat duduk yang berjajar hingga ke bagian belakang ruangan. Tak sedikit pula pengunjung yang harus rela berdiri dan berdesak-desakan karena tak kebagian kursi. Para pengisi acara menampilkan berbagai performance khas Indonesia, seperti tari-tarian, musik dan fashion show. Penampilan pertama dibawakan oleh Band Grupello yang beranggotakan para pelajar Indonesia di Ruhr area. Band yang didirikan pada tahun 2013 ini menampilkan lagu-lagu pop Indonesia dan barat, termasuk satu lagu penutup berirama dangdut di akhir acara. Tampil pula Angklung Ruhr yang seluruh anggotanya perempuan. Group yang didirikan pada tahun 2013 ini menampilkan lagu-lagu barat dan lagu nasional diiringi lantunan keyboard. Penampilan musik khas Indonesia ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung internasional, karena kekhasan irama tradisional yang harmonis dipadupadankan dengan instrumen musik modern menghasilkan sebuah pertunjukan seni yang sangat menarik.

Seorang pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Bonn, Albiruni, dengan sangat piawai menampilkan tari topeng dengan gerakan-gerakan luwes bak wayang yang menjelma menjadi manusia diiringi musik tradisional Gamelan. Setelahnya berturut-turut tampil pula tarian Bubuka-Jaipong dari Jawa Barat, serta tarian Saman dari Aceh oleh TanzRuhr yang telah berpengalaman tampil di berbagai event internasional di Jerman dalam 2 tahun terakhir ini, termasuk sebagai peserta Das Supertalent, acara pencarian bakat yang disiarkan oleh  salah satu stasiun televisi Jerman.

Dalam kesempatan ini ditampilkan pula presentasi menarik mengenai keragaman Indonesia, bertajuk “Erleben-Facettenreiches Indonesien“. Dalam presentasi ini diilustrasikan bagaimana keragaman ras, agama, alam dan budaya membentuk Negara Indonesia yang bersatu dalam harmoni. Kemudian para pengunjung dimanjakan pula oleh film dokumenter pendek karya sineas muda pendatang baru Indonesia, Febian Saktinegara berjudul “Epic Java”. Film berdurasi 30 menit ini mengajak penonton menjelajahi keindahan alam dan budaya Pulau Jawa dari timur ke barat, yang dikemas dalam tampilan visual yang istimewa. Dua orang pengunjung asal Libya dan Jerman mengaku kagum akan keragaman Indonesia dan berkeinginan untuk mengunjungi Indonesia suatu hari nanti.

Di area tutorial batik dan permainan tradisional, para pengunjung internasional sangat antusias mengikuti tutorial membatik yang dipandu oleh panitia. Mereka berkesempatan mempraktikkan langsung proses penggambaran pola-pola batik pada dasar kain dengan canting dan malam. Tak hanya itu, para pengunjung dapat pula mencoba permainan tradisional congklak serta angklung yang disediakan panitia. Di sudut lain, dua stand unik yang menjual berbagai produk batik dan pernak-pernik khas Indonesia tak kalah ramai dikerubungi pengunjung. 

Event yang berlangsung pada akhir pekan yang cerah itu sampai pada acara terakhir, yaitu fashion show yang menampilkan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Pembawa acara, Daniel Hutagalung dan Devis Angela akhirnya menutup rangkaian acara dengan mengajak seluruh peserta dan pengunjung yang hadir untuk menarikan tarian Poco-poco, tarian dari Papua yang diiringi musik berirama gembira. Kesuksesan acara ini tak lepas dari kerja keras panitia yang diketuai oleh Alexander Siahaan serta seluruh pendukung acara dan elemen masyarakat Indonesia di Ruhr area. Semoga event-event serupa di tahun-tahun mendatang semakin memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional dan tak kalah penting semakin pula memupuk kecintaan masyarakat Indonesia di tanah rantau akan tanah air mereka.

 Bochum, 26 Mei 2014